Difabel Itu Super Jangan Minder

difabel berprestasi

Author : Divisi LKS I Editor : Divisi Fundraising

Kehilangan penglihatan, bukan akhir dari segalanya. Inilah yang menjadi pegangan hidup Fajar Wahyu Nugroho, penyandang tunanetra asal Kodran Karanganyar. Lulusan IAIN Surakarta 2021 ini bahkan memiliki segudang prestasi. Salah satunya Juara 1 Olahraga Showdown/Tenes meja tunanetra pada event Pekan Paralimpik Provinsi (PEPAPROV) Jawa Tengah 2018, selain itu Fajar juga menyabet berbagai kejuaraan bagi itu cabang tenis meja maupun cabang olahraga lainnya. Hal ini dicapai Fajar dengan tekun berlatih dan motivasi tinggi untuk terus berprestasi. Dia mengatakan,”Saya ingin membuktikan, meski ada kekurangan, kita tetap bisa punya kelebihan di hal lain. Saya berharap dengan hal ini teman-teman penyandang disabilitas lainnya termotivasi”, kata fajar ketika wawancara via Watshapp.

Dosen salah satu di Jurusan Konseling, Bapak Abdul halim mengenal mahasiswanya itu sebagai sosok yang mau berusaha keras, dan semangat belajarnya tinggi. “Fajar cukup lancar mengikuti mata kuliah dan menerima dengan cepat. saya mengajar mata pelajaran Konseling Islam, saat diminta mempresentasikan, dia bisa menjelaskan pada teman-teman yang lainnya dengan baik” ujarnya.

Kemauan keras fajar terlihat sejak awal menempuh Pendidikan Kampus IAIN Surakarta. Ini bisa dilihat ketika semester pertama di kelas, dia diantar orang tuanya sejauh 17 km dari karanganyar menuju kampusnya. Namun ketika mulai semester kedua hingga selesai kuliahnya, Fajar memilih indekos di dekat kampus IAIN Surakarta . untuk mobilitas termasuk kuliah, dia mengandalkan ojek online.

Sebagai seorang penerima bidik misi, dia merasa memiliki tanggung jawab moral yang besar kepada masyarakat. Bagaimana tidak ? uang yang ia gunakan adalah hasil dari pajak (uang keringat rakyat). Oleh karena itu, dia memiliki tanggungan untuk mengembalikannya kepada rakyat, dalam bentuk pengabdian yang sesungguhnya. Dia mengatakan pada dirinya sendiri “Aku harus kembali, memberi dan mengabdi”. Dari situ tekadnya tidak hanya fokus di bidang akademik saja, namun juga aktif di kegiatan sosial. Jika mengingat hal ini, sering kali dia menarik nafas panjang dan merenung betapa besarnya pertanggung jawabanya pada rakyat. Bagi sebagian orang hal ini pasti sederhana, tetapi bagi dia sendiri adalah hal yang sangat penting agar bisa mengabdikan dirinya pada Bangsa dan Negara serta memberi manfaat bagi sesama.

Belajar di kampus ini membawa berkah, tidak hanya membanggakan orangtuanya, tetapi juga diberi kesempatan untuk menjalin relasi, belajar, berproses, dan masih banyak lagi. Bagaimanapun hidup memang sebuah perjalanan yang kita bisa belajar darinya. Dia  juga banyak belajar selama mahasiswa, dari awal sekali masuk penuh dengan perjuangan karena di kampusnya belum sebaik kampus kampus lain kan fasilitas untuk para disabilitas. Tetapi akhirnya dia lulus di waktu yang tepat. Dan saat ini dia mendaftar CPNS Dinams social 2021.

Dalam perjalanannya dia selalu berpesan kepada disabilitas yang lain bahwa kekurangan yg kamu miliki akan membawa keberkahan ketika kamu mau berusaha dan terus berjuang. Yaitu dengan terus berusaha sekeras apaun dan ikhtiyar bahwa takdir Tuhan akan indah pada saatnya. Motto hidupnya yang selalu dia pegang, “Penting semangat, Jangan banyak sambat. Karena orang hebat bukanlah orang yang mudah sambat, namun orang hebat adalah yang mampu menikmati keterbatasan menjadi suatu keberuntungan”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *