Ada banyak hal-hal remeh yang sudah jadi kebiasaan sehari-hari, namun dampaknya bisa begitu masif di masa depan bila terus disepelekan. Contohnya, berapa kantong plastik yang Anda tumpuk atau buang setelah berbelanja mingguan? Atau, sukakah Anda membiarkan charger ponsel menyolok begitu saja tanpa dipakai? Perkara-perkara simpel nan akrab semacam itu kerap dipandang sebelah mata, padahal kelangsungan bumi yang telah tua ini bisa terancam karenanya. Silahkan bayangkan sendiri akumulasi jumlah plastik atau aliran listrik yang terbuang jika dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia. Yah, anggap saja tabiat orang Indonesia mirip-mirip, sama cueknya, sama meremehkannya. Tentu mata telanjang saja tak cukup untuk menghitung itu, bukan?
Berbekal wacana semacam di atas, Earth Hour (EH) Jogja melangsungkan acara sosialisasi di Panti Asuhan Al Hikmah, Cangkringan, Sleman. Acara yang termasuk ke rangkaian Jogja Green Charity itu bertujuan sederhana tapi mulia : menanamkan mentalitas hemat energi dan sayang bumi ke anak-anak. Mumpung masih cilik, EH tentu berharap ilmu-ilmu yang diajarkan ke anak Panti melekat hingga mereka dewasa kelak. Syukur-syukur kalau bisa menularkan sentivitas terhadap lingkungan itu ke orang-orang terdekat. Adapun peran Senyum Community di sini adalah ikut urunan ide mengenai dimana lokasi acara cocok diselenggarakan. Lokasi panti Al Hikmah yang “tersembunyi” di kawasan hijau sekitar Merapi menjadi pertimbangan khusus.
Dalam acara berformat santai tapi berbobot tersebut, EH mengundang Ibu Sulastri Indaryani dari Rumah Kreasi Daur Ulang Migunani, Yogyakarta. Wanita paruh baya yang beberapa kali memperkenalkan diri sebagai “Bunda sampah” itu memberi materi tentang pemanfaatan limbah. Bekas kemasan besar permen contohnya, jika diolah dengan sedikit kreativitas bisa disulap menjadi tas cantik. Ilmu ini yang coba diajarkan bunda ke anak Panti dan juga segenap yang hadir siang itu. Pertama, anak-anak akan mengisi waktu dengan mengasah otak dan keuletan tangan. Kedua, kalau dilempar ke pasaran lewat jalur yang tepat, hasil kreasi dari sampah itu bisa saja mendatangkan untung yang tidak sedikit.
Masih ada juga sesi menarik lain. Pemutaran video inspiratif dari kegiatan EH di berbagai negara, sosialisasi sampah organik dan non organik, sampai simulasi penanaman bibit pohon di akhir acara. Sosialisasi sampah memberi informasi penting bahwa dalam membuang sampah pun lebih baik dipisahkan berdasar materialnya. Anak-anak Al Hikmah langsung diajak praktik di serambi panti.
Pada akhirnya, semua berpulang ke kesadaran masing-masing individu, apakah ingin memperpanjang usia bumi atau tidak. EH cukup banyak memberi pemahaman baru pada awak Senyum yang hadir, bahwa semua tindak-tanduk kita terkait lingkungan bisa berakibat fatal di kemudian hari. Slogan “Ini Aksiku! Mana Aksimu?” seyogyanya terus didengungkan, tidak hanya di mulut namun juga diiringi aksi nyata. Seperti yang diungkapkan Mas Felix, Ketua EH Jogja, saat pemutaran video tentang pahlawan lingkungan di penjuru dunia. “Kalian bisa jadi superhero, dengan membantu memperpanjang umur bumi”. Oke, terima kasih EH, sepertinya sekarang harus lebih peka nih kalau banyak perangkat elektronik yang menyala tidak terpakai di kamar :))