Harap-Harap Cemas Si (Calon) Peneliti Sosial

Potensi seorang pelajar umumnya segaris dengan kegiatan yang ditekuninya di sekolah. Ini teori mudah untuk mengetahui kecenderungan minat dan bakat si pembelajar. Maka, alangkah beruntung dan hebatnya mereka yang sedari bangku sekolah mau berkeringat lebih demi mencari “kehidupan” di luar kelas. Saat menginjak bangku kuliah nanti, siswa-siswa aktif semacam itu unggul di sisi pengalaman pada bidang tertentu yang ditekuninya.

Bicara tentang kuliah, ada satu adik kita nih yang kebetulan tengah galau. Galau yang konstruktif tentunya, karena dilatarbelakangi oleh kecemasan akan masa depan pendidikan diri. Sarah Yuniarti, dara yang berdomisili di sekitaran Lempuyangan, tanpa ragu-ragu mengutarakan pilihan jurusan yang diminatinya dalam menyambut SNMPTN kelak. “Saya pengen masuk Administrasi Negara dan Sosiatri”, ujarnya singkat ketika ngobrol santai dengan Senyum Community di pondok sederhana keluarganya.

Lebih spesifik lagi, destinasi yang diimpikan Sarah adalah Manajemen Kebijakan Publik (MKP) dan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSdk) UGM. Menangkap persamaan dua jurusan itu? Tepat, keduanya merupakan jurusan yang bernaung di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atau akrab disingkat Fisipol. Tujuan itu kebetulan “jodoh” dengan aktivitas ekstra yang dilakoni Sarah semasa bersekolah di SMAN 6 Yogyakarta, yakni Karya Ilmiah Remaja (KIR) dan Majalah Dinding (Mading).

Keterlibatan di KIR membutuhkan sensitivas lebih siswa guna menangkap persoalan atau masalah. Itu baru di tataran ide lho. Proses penelitian dan penulisan karya tulis bisa jadi lebih rumit dari yang direncanakan, namun Sarah mengaku cukup mulus menjalaninya. Sementara sebagai awak mading, Sarah agaknya sudah biasa melatih pikiran dan karsanya, merekam hal-hal sepele hingga serius yang bisa dituangkan dalam tulisan ringan. Ketika dua hobi itu dirangkai dengan background ilmu sosial –jurusan Sarah di SMA – adalah wajar dua program studi di atas muncul sebagai sasaran.

Sembari menyiapkan diri secara akademis, tidak bisa tidak, Sarah sulit menyingkirkan bayangan akan beban finansial keluarganya kelak. Ia tidak ingin terlampau menyusahkan Sang Ibu, yang sehari-hari menjaga warung makan alias kantin di SMPN 12 Yogyakarta. Sarah sudah mendaftar beasiswa Bidik Misi di UGM dengan mengumpulkan nilai rapor semester 1-5, namun wajahnya masih menyiratkan keraguan sambil menunggu pengumuman. Apapun itu, sayang jika benih peneliti di masa depan seperti Sarah mundur di persimpangan jalan karena tekanan keuangan.

Sarah saat disambangi Senyum Community di depan pondok sederhananya.
Sarah saat disambangi Senyum Community di depan pondok sederhananya.

Tentang Penulis

Alfan Suhandi

penulis lepas yang suka bola :)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *