Jangan Jadi Katak Dalam Tempurung

Sebuah acara menarik nan menggugah menghampiri kaum pelajar Yogyakarta awal Maret yang lalu. Menggugah karena jika Anda datang hanya bermodal status pembelajar saja, Anda bakal terhenyak malu di dalam hati. Pergaulan di luar institusi pendidikan memang butuh wadah, namun akan percuma jika para intelektual muda nihil inisiatif atau bermental jago kandang. Beruntung bagi para mahasiswa, provider kartu seluler kenamaan, XL, menginisiasi acara bertajuk XL Future Leaders, yang mengambil tempat di Jogja Nasional Museum (JNM).

Acara yang punya slogan “everyone can lead” digelar pada Sabtu (8/3) dan diisi oleh puluhan komunitas. Variasi tema, ideologi, atau misi yang terangkum di balik komunitas itu terangkai dalam satu tujuan yang sama : membentuk mental pemimpin para penggiatnya. Mulai dari anggota Hijabers, Buku Untuk Papua, hingga Earth Hour tentu mengemban misi kolektif sembari mengasah mental dan nalar dalam bingkai kelompok. Senyum Community pun tak lupa mempromosikan diri sebagai social enterprise yang bernafaskan pendidikan plus semangat berbagi untuk anak panti dan duafa. 

Beberapa pengunjung yang singgah di booth SC tertarik dengan konsentrasi aktivitas Senyum yang bermuara pada anak panti. Mereka bergantian bertanya tentang rutinitas SC, cara bergabung hingga kemana mereka harus menyalurkan rezeki berlebih kepada saudara di Panti Asuhan. Tentu pegiat SC tak lupa mempromosikan acara setiafest pada setiap pihak yang datang. Hitung-hitung ajang menjaring massa gratis lah:)) Bagi awak SC sendiri, siang terik dengan suhu di atas normal terasa lolos-lolos saja karena panitia mengadakan beberapa sesi hiburan. Salah satu yang “menyejukkan” mungkin duel adu gombal antar punggawa komunitas pengisi acara XL ini. Jangan salah, satu cewek wakil SC menang lho (jangan bayangkan gombalannya seperti apa:((,  dapat bonus voucher makan pula:)) Selain itu ada pula penampilan dari deaf art community yang mengundang decak kagum dan menyentil rasa syukur kita selama ini.

Pihak panitia sendiri mengakui penyelenggaraan acara ini relatif lancar. Kecuali memang lokasi awal yang sempat bergeser dari target karena satu dan lain hal. Tidak semua komunitas yang diundang bisa hadir namun panitia merasa sudah puas dengan even kali ini. Yang penting niatan awal dirasa telah tersampaikan dengan tingginya antusiasme pengunjung. “Kita ingin mengumpulkan pemuda-pemuda kreatif dari komunitas dan menekankan pentingnya berbagi inspirasi lewat idealisme masing-masing kelompok”, ujar Dwi Martuti Ningrum, panitia acara. 

Seperti kalimat motivasi yang terucap dari mulut Andy Dufresne, karakter fiksi dalam film inspirasional The Shawshank Redemption (1994), hari-hari kita harus senantiasa sibuk. “Get busy living or get busy dying”. Frase pertama sebelum kata hubung tentu menjadi pilihan bijak bagi siapa pun. Lebih baik menyibukkan hidup daripada melamun menunggu usia ini habis. Jumlah komunitas sudah bejibun dengan bermacam idealisme telah diwacanakan, jangan sampai Anda luput berperan di salah satu kelompok itu.

 

 

Awak Senyum Community berposes di booth SC, JNM.
Awak Senyum Community berposes di booth SC, JNM.

 

 

 

 

 


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *