Menggandeng Allah dalam Setiap Usaha

Terdengar tawa dari sudut-sudut ruangan yang di penuhi oleh anak-anak Panti Asuhan Putri Giwangan yang menyimak materi dari pembicara. Materi pada saat itu dikemas secara ringan, menarik dan menyenangkan.

Kali ini Senyum Ceria Ramadhan (SCR) diselenggarakan pada 6 Juli 2014, pukul 15.00 WIB dan telah memasuki edisi ketiga dari rangkaian kegiatan yang telah dijadwalkan. Hal pertama yang mengesankan untuk mendeskripsikan dari panti asuhan ini yaitu keramahan dan sopan santun yang ditanamkan oleh para penghuninya. Tertib dan teratur mereka mengikuti materi SCR kali ini. Mereka menyimak materi dari pembicara yang sesekali melontarkan candaan yang memancing gelak tawa dari para peserta dalam ruangan tersebut.

Pembicara pada SCR edisi ketiga ini yaitu Randhika Prawira Putra, seorang pengusaha yang saat ini sukses dengan bisnis Cappucino Cincau. Banyak sekali bocoran yang dia beberkan pada para peserta untuk menarik minat mereka menjadi pengusaha sepertinya. Randhika mengawalli materi ringan dan inspiratif dengan bercerita tentang pengalaman akademisnya mulai dari sekolah dasar hingga ‘terjebak’ masuk pondok pesantren dan ternyata dari situlah awal mula yang mendidik mentalnya untuk menjadi seorang pengusaha.

Pria kelahiran kota hujan, Bogor ini mengatakan bahwa hal yang penting untuk menjadi wirausaha itu adalah action dan mental. Pria lulusan Ponpes Darussalam Gontor ini  mengatakan gunakanlah prinsip ikan salmon yang berani melawan arus dan bernilai jual tinggi.

Dari setiap usaha memang perlu proses yang terkadang panjang, rumit dan berliku. Begitu juga halnya dengan usaha yang dirintis oleh pria yang sedang menanti masa wisudanya di Universitas Islam Indonesia (UII) ini. Awalnya ia berani memulai usaha kecil dari Ponorogo hingga ia memutuskan untuk hijrah ke kota pelajar. Lagi-lagi ia harus dihadapakan berbagai macam kendala dan  ia menyebutnya bahwa kendala itu sebagai tantangan untuk bisa lebih lantang menatap masa depan. Hingga pada akhirnya ia meraih keberhasilan usahanya dari proses yang telah dilaluinya.

Bagi Randhika, untuk menghadapi jatuh bangun dalam berbisnis yaitu berpikirlah bahwa jatuh itu adalah suatu proses untuk kemudian bangkit agar lebih tegar lagi. Hal yang terpenting adalah jangan pernah lupa untuk menggandeng Allah dalam setiap usaha.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *