Perjuangan Bu Nur di kaki Merapi

Erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 menjadi titik awal perjalanan Nurhayati . Berawal dari pengajian agama setiap minggu, lima tahun berselang, tepatnya sejak 26 Juni 2015 kini telah berdiri sebuah rumah tahfidz di desa Tegalsari, Dukun, Magelang karya perjuangan Nurhayati dan rekannya, Anik. Butuh waktu sekitar 45 menit menuju desa yang terletak di kaki Gunung Merapi tersebut jika dari pusat Kota Magelang. Sebanyak 33 orang santri dhuafa yang terdiri dari 10 orang putra dan 23 orang putri menjadi penghuni rumah tahfidz yang diberi nama Al Barokah.

Wanita yang akrab disapa Bu Nur tersebut sebelum mendirikan rumah tahfidz, ia juga telah membangun tiga buah masjid di daerah sekitar karena rasa prihatin dengan kondisi tidak adanya masjid di daerah tersebut. Menurut wanita yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang di Pasar Talun, Magelang ini, alasan pendirian rumah tahfidz Al Barokah sama halnya dengan alasan perjuangannya mendirikan masjid, yakni rasa prihatin. Rasa prihatin yang dimaksud adalah rasa prihatin terhadap pendidikan agama anak-anak di lingkungan setempat. Kemajuan zaman ternyata membuat risau Bu Nur, wanita berkerudung tersebut berusaha menyelamatkan anak-anak di sekitar lingkungannya dari degradasi moral dan akidah.

nu mrereapi

Usia dua bulan merupakan usia yang sangat muda jika diibaratkan pada manusia. Begitu juga dengan rumah tahfidz Al Barokah. Kondisi rumah tahfidz saat ini masih dalam kondisi yang jauh dari kata ideal untuk tempat pendidikan, baik dari kondisi bangunan maupun kondisi perlengkapan belajar. Tidak jarang Bu Nur dan pengurus rumah tahfidz harus berjuang kesana-kemari mencari donatur, bahkan kerap meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan rumah tahfidz. Kondisi tersebut bukanlah suatu yang aneh karena segala kebutuhan hidup santri, baik kebutuhan harian dan kebutuhan sekolah santri ditanggung oleh rumah tahfidz yang masih sangat muda tersebut.

Lebih jauh, ternyata cita-cita mulia Bu Nur ternyata tidak hanya sampai disini, Bu Nur masih mempunyai cita-cita mulia bagi wilayah tempat tinggalnya, yakni mendirikan pusat pembelajaran agama Islam. Lahan dengan luas 3000 meter persegi sudah disiapkan untuk membangun bangunan yang menurut Bu Nur akan disebut dengan nama Islamic Center, Dukun, Magelang. “Kita serahkan kepada Allah, terserah Allah mau menuntun kita sampai mana. Kita di dunia ga punya apa-apa,” tutur Bu Nur ketika disambangi di rumah tahfidz Al Barokah, Minggu (16/08).


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *