Menggapai Mimpi Penuh Tantangan Bersama Mayangsari

Mayangsari, merupakan seorang mahasiswa semester 6 di Universitas Negeri Yogyakarta yang lokasinya berada di Gunungkidul. Ia akrab dipanggil dengan sebutan Mayang. Gadis kelahiran Jakarta, 2 Mei 2002 ini merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Selisih usianya dengan kedua adiknya tidak terlalu terpaut jauh. Adik pertamanya saat ini berusia 17 tahun dan adik kedua berusia 16 tahun.

Ayah Mayang yang merupakan warga asli Jakarta, menikahi seorang gadis dari Gunungkidul. Dulu, Mayang dan orang tuanya tinggal di Jakarta. Ayah bekerja sebagai supir angkot. Namun karena ada kendala ekonomi, akhirnya keluarga Mayang pindah ke Gunungkidul ketika Mayang duduk di kelas 3 SD.

Ayah Mayang sakit. Dan pada saat kelas 6 SD, ayah meninggal. Sejak saat itu, Mayang hanya tinggal bersama Ibu dan adik-adiknya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ibu Mayang berjualan di warung miliknya. Dari situlah, sumber pendapatan Ibu Mayang.

Sejak SMP, Mayang sudah belajar hidup mandiri. Awalnya ia mau tinggal di pesantren, karena lokasi sekolah dan tempat tinggalnya cukup jauh. Lalu ada seseorang yang menyarankan untuk tinggal di panti saja. Di panti, Mayang tidak perlu membayar uang bulanan. Lokasinyapun tidak jauh dari sekolahnya. Akhirnya Mayang memutuskan untuk tinggal di panti saja.

Saat Mayang kelas 9 SMP, ada tetangga yang memberikan informasi mengenai Yayasan Senyum Kita di grup RT. Dari saran yang diberikan tetangga tersebut, Mayang mencoba untuk mendaftarkan dirinya. Dan alhamdulillahnya, Mayang diterima menjadi adik senyum hingga sekarang. Mayang merasa sangat terbantu dengan adanya beasiswa yang diberikan oleh Yayasan Senyum Kita. Beasiswa tersebut dapat membantu biaya pendidikannya selama ini.

Dengan semangat belajarnya, akhirnya Mayang lulus dari SMP dan melanjutkan di SMK Muhammadiyah Wonosari. Mayang juga melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta dengan prodi akuntansi. Sampai saat ini, Mayang juga masih tinggal di panti. Peran panti sangat besar bagi hidup Mayang, khususnya peran pengasuh panti.

Sehari-harinya, selain melakukan kegiatan di panti, dan berkuliah, Mayang juga mengajar privat anak SD. Biasanya mayang mengajar di hari Senin, Rabu, dan Jumat. Fee dari mengajar tersebut, bisa Mayang gunakan untuk tambahan memenuhi kebutuhannya. Namun karena keterbatasan waktu, ia terkadang merasa ada kendala ketika ada permintaan mengajar privat setelah maghrib. Sedangkan kegiatan di panti sudah dimulai di jam tersebut.

Mayang mempunyai mimpi menjadi seorang PNS. Sejak sekarang, Mayang sudah merencanakan untuk mengikuti seleksi CPNS. Menurutnya, dengan ia menjadi PNS, Mayang akan mengangkat derajat orang tua dan akan terjamin hidupnya. Semoga cita-cita Mayang dapat tercapai. Aamin..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *