Bencana erupsi Gunung Kelud tak cuma berimbas ke wilayah asalnya di region Jawa Timur. Yogyakarta pun tak luput dari kemarahan alam, walau itu hanya “remah-remahnya” saja. Terhitung sejak Jumat (14/2) dini hari, Jogja dan beberapa tetangga sekitar diselimuti hujan debu. Hampir satu pekan lamanya curhat wong Jogja di media sosial berputar-putar di dua hal saja: stok masker di apotek ludes dan meminta hujan yang tak kunjung jatuh.
Well, Senyum Community (SC) sebagai social enterprise yang bergerak di bidang pemberdayaan pemuda tentu tak ingin diam terpaku terhalang debu. Walau sempat susah payah memobilisasi awak, akhirnya beberapa pegiat Senyum berangkat ke Kediri medio Februari yang lalu. Selain itu upaya pengumpulan dana bantuan via rekening Bank telah diupayakan. Anak panti dan duafa korban Kelud menjadi prioritas SC selagi tetap mengusahakan bantuan ke masyarakat lewat bermacam lini kegiatan.
Kembali ke Jogja, saksi bisu dari serangan debu vulkanik Gunung Kelud tak lain adalah rumah warga dan jalan umum hampir seantero DIY. Butuh lebih dari satu hujan berskala sedang untuk melihat debu-debu itu menyingkir. Potensi terganggunya saluran drainase tetap ada, namun sejauh ini guyuran hujan dan debu tampak sudah berdamai. Masyarakat, baik di lingkup rumah tangga, paguyuban warga hingga institusi pendidikan ramai-ramai menggalakkan bersih-bersih massal sejak Senin (17/2).
Senyum pun tak mau ketinggalan. Rumah Senyum Community (RSC) yang berlokasi di seputaran Jalan Gejayan tak luput dari perhatian. Setelah sempat “terbengkalai” hampir dua pekan pasca-hujan debu pertama, akhirnya bersih-bersih RSC terlaksana juga pada Selasa (25/2). Awak-awak SC di hari itu membersihkan empat ruang utama tempat komunitas ini berbagi ide di kala berkumpul. Kalau diberi nama, sebut saja bilik-bilik itu adalah ruang rapat, ruang keluarga, perpustakaan dan mushola RSC. Oh ya, jangan lupa satu ruang cilik berwastafel yang selama ini terkesan misterius karena tertutup spanduk. Hampir setiap sudut –minus ruang pakaian dan ruang PresDir Senyum- dibersihkan dengan peralatan seadanya.
Kerja kongkretnya sangat biasa, yang penting lantai kinclong, tembok mulus dari sarang laba-laba, dan perkakas hingga aksesori kreasi anak panti bebas dari debu. Ruang rapat dan keluarga dikosongkan, benda-benda besar macam karpet dan kasur dibiarkan terjemur, setiap inchi lantai keramik putih bertemu kain pel beraroma anggur. Adapun buku-buku yang berjejer di rak perpustakaan ditata ulang sembari dibersihkan sisi berdebunya. Sesi beres-beres hari itu ditutup dengan penataan beberapa perangkat elektronik baru yang sayangnya gagal mendukung tujuan utama : TV menyala dengan gambar manusiawi. Tak apalah, toh membaca masih lebih baik ketimbang jadi budak televisi :((
Nah, dengan restorasi pondok sederhana tersebut, diharapkan mata dan pikiran setiap orang yang bertamu ke RSC bisa jernih dan tentu lebih fresh. Entah ada korelasinya atau tidak, dua hari kemudian saat rapat evaluasi bulanan SC, ada seorang pegiat yang menyampaikan tujuh ide brilian terkait program SC, baik yang sifatnya jangka pendek dan misi panjang ke depan. Apapun itu, susah membantah kalau penampakan tempat bernaung sejalur dengan kesegaran otak persona-persona yang menempatinya. Semoga dalam menyongsong bulan Maret Senyum Community konsisten menjalankan segenap agenda. Terus doakan kami ya :))