Rumah Penuh Talenta

Sambutan hangat terpancar dari wajah anak-anak di Panti Asuhan Ibadah Bunda ketika ditemui untuk wawancara di Bangirejo KW I/50, Karangwaru, Tegal Rejo, Yogyakarta (28/03). Ditemani oleh Arman, Dimas, Rifan, Eko, Mustofa, dan Riswan , Suranto selaku koordinator menjelaskan mengenai persiapan yang sudah dilakukan menjelang pentas di Jogja Setia Fest. Setia Fest merupakan eksibisi atau pameran karya-karya anak panti maupun talenta yang dikemas dalam sebuah acara. Nantinya panti asuhan yang terlibat akan menampilkan penampilan terbaiknya.

Terpantik untuk memberikan yang terbaik tim Ibadah bunda mufakat untuk membuat parodi yang mandiri atas kreatifitas mereka. “Berbeda dengan biasanya dalam Jogja Setia Fest kali ini kami akan menampilkan semacam parodi dan setiap orang sudah dibagi peran yang disesuikan dengan karakternya masing-masing. Hal tersebut dilakukan guna lebih mendalami peran yang diberikan”, ungkap Suranto. Walau terhambat masalah waktu sehingga menunda jadwal latihan tim Ibadah Bunda, tidak menyurutkan semangat mereka. “Sejauh ini yang terpenting setiap orang sudah memahami karakter tokohnya” imbuhnya.

Kegiatan lain yang biasa dilakukan di Panti Asuhan Ibadah Bunda yaitu bermain musik atau yang lebih dikenal dengan band. Dimas, vokalis band Ibadah Bunda, “Tidak ada waktu khusus untuk latihan. Hanya sekedar mengisi waktu biasanya”, tutur pemeran businessman dalam parodi diselingi tawa malu.

“Dengan mengikuti kegiatan Jogja Setia Fest kami berharap mampu menggali kreatifitas”, ungkap Rifan. Sebelumnya Panti Asuhan Ibadah Bunda sempat meraih juara ketika menampilkan pentas seni di lingkup Jogjakarta. Eko memaparkan bahwa Ibadah Bunda mendapat juara satu ketika mementaskan drama Kabayan. Dan ia berharap mampu memberikan performa terbaik dalam pentas di Jogja Setia Fest nanti.

Senada dengan Rifan, Mustofa menguraikan harapannya dalam Jogja SetiaFest, “Saya senang mbak bisa mengikuti kegiatan ini, dengan adanya acara ini bisa membuat kami lebih bekerja sama.” Lain halnya dengan Arman dan Riswan yang mengaku lebih suka menjadi penikmat acara, “Kami nanti mendukung teman-teman dalam penampilannya, dan berdoa semoga bisa disukai oleh yang lain” tuturnya tersipu.

Diakhir wawancara Rifan mengungkapkan mottonya, “Aku terlahir untuk jadi pemenang, Takkan pernah terpikir untuk jadi pecundang”. Sebuah harapan yang menjadi acuan dalam hidupnya untuk selalu melakukan yang terbaik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *