Semangat Endah, Mimpi untuk Ayah Tercinta
Endah Apriyanti seorang anak berusia 14 tahun yang sedang menempuh pendidikan dasar di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 2 Kotagedhe kelas 6. Endah harus menerima keadaaan bahwa dirinya hidup di tengah-tengah keluarga yang kekurangan setelah memutuskan keluar dari panti sejak Jumat tanggal 2 Mei 2014.
Sepeninggal ibunya, Endah hidup di panti karena alasan ekonomi dan keadaan bapaknya yang sedikit mengalami keterbelakangan mental karena depresi sejak istrinya meninggal.
Keadaan yang dialami Endah saat ini sangatlah berbeda ketika di panti, Karen ajarak tempat tinggal (TegalKrapayak RT.01 Panggungharjo Sewon Bantul) dengan sekolahnya sangatlah jauhnya itu sekitar 5 km yaitu di Jl. MendungWarih, Kotagede
Keadaan Bibinya yang sangat minim, membuat Endah dalam kesehariannya tidak meminta uang saku kepada beliau .Sehingga, terkadang ayahnya hanya member uang saku Rp 1.500,00 dan Endah pun mulai merasa pekiwuh jika terus-terusan meminta uang Ayahnya yang notabene hanya seorang tukang amplas di salah satu tempat pembuatan mebel. Bibinya Endah sendiri hanya seorang pedagang yang berpengasilan per bulannya Rp 500.000, Jumlah yang sangat sedikit untuk menanggung ke-5 anggota keluarganya yang lain, karena Bibi Endah memiliki 3 tanggungan anak yaitu anak pertama baru saja tamat SMA pada tahun lalu, anak kedua seumuran dengan Endah, dan anak ketiganya masih pada tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Rumah Ayah Endah sangat tidak memungkinkan untuk ditinggali Endah, karena ketika Endah hendak membersihkan dan merapikan rumah, selalu dilarang Ayahnya yang mengalami keterbelakangan mental. Sedangkan rumah Bibi Endah juga sangat kecil untuk menampung 5 orang ditambah 1 orang Endah.
Walaupun kini hidup Endah sangat berat, hal itu tidak membuat semangat belajarnya luntur. Endah bertekad untuk mewujdukan mimpi dan cita-citanya untuk membahagiakan sang Ayah.